Indahnya Memahami





Ntong kalo mandi jangan lama-lama udah banyak yang nunggu tuh”, Jali menasihati temannya yang sedang berada di kamar mandi setengah jam lalu. Padahal Jali tidak tahu setiap kali mandi Entong mencuci seluruh badannya hingga bersih jika sempat bisa dua kali bilas,sesuai dengan watak entong yang sangat kritis dengan kebersihan. Jali sendiri seperti kawan-kawannya yang lain diasrama selalu menceramahi entong yang memilki kebiasaan kurang disukai oleh penduduk asramanya.

Padahal jika Entong mau mandi lebih awal atau mandi paling akhir tidak akan ada yang terganggu akan kebiasaannya, begitu juga Jali dan kawan-kawannya akan lebih nyaman jika semua memahami watak si Entong yang kritis terhadap kebersihan, jadi semua sama-sama enak.

Diatas adalah sebuah ilustrasi yang menggambarkan betapa bermanfaatnya memahami, entah waktu atau tempat tertentu keadaaan akan lebih melegakan jika kita mampu memahami kondisinya.  dasar dari toleransi, jauh dari sebuah toleransi ada sebuah istilah yaitu saling memahami.

Kisah singkat dari sejarah yang kebanyakan dari kita mengenalnya, kisah dua orang sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah yaitu Umar ibn Khattab dan Abu Bakar As-Siddiq. Kedua sahabat yang selalu silang pendapat, jika yang satu memilih kanan yang satunya akan dengan lantang memilih kiri, jika yang satu berlaku keras pasti yang satu akan dengan kemantapan berlaku lembut. Namun inilah hebatnya orang-orang yang dekat dengan Rasulullah, dibalik setiap perbedaannya ada sebuah cinta dan ukhuwah didalamnya, di katakan bahwa Umar Ibn Khattab ketika menjadi Khalifah mengatakan beliau juga bisa berlaku lembut karena sebelumnya beliau adalah orang yang keras dan disegani seluruh kalangan, namun semua terungkap ketika beliau menjadi seorang khalifah, bahwa alasan beliau berlaku keras adalah karena beliau ingin menyeimbangkan sifat dari Abu Bakar yang selalu bersifat lemah lembut di hadapan semua orang dan Abu Bakar adalah orang yang menjadi sahabatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, beliau paham betul watak sahabatnya begitu juga sebaliknya, saya sebut ini Ukhuwah dalam perbedaan.

Dari kisah diatas orang yang saling memahami satu sama lainnya walaupun berbeda pendapat akan selalu akur dan rukun, karena dari sebuah pemahaman kita belajar kolaborasi dan kebersamaan.


“ Tidak akan ada Siang dan Malam jika matahari enggan mengalah untuk terbit setelah malam hari dan bulan enggan mengalah untuk tenggelam dikala fajar datang, namun memahami lebih dari sekedar mengalah karena memahami adalah soal menjaga perasaan diri sendiri dan orang lain.”

0 komentar: