APBN Untuk Kesejahteraan Rakyat : Harapan Baru Bagi Petani Tambak Surabaya
![]() |
Tambak Ikan di Desa Wonorejo Surabaya |
"Mungkin Tuhan telah bosan, melihat tingkah kita".
Ucap pak Ratno seorang petani
tambak sekaligus ketua para petani tambak diwonorejo. Percaya atau tidak
kondisi dari gambar tambak diatas 10 tahun silam sangatlah berbeda dari
sekarang, kondisi air dan lingkungan tambak diatas dulu sangatlah jernih dan
bagus, memproduksi ikan berkali-kali lipat banyaknya dibanding produksi saat
ini. Pendapatan masyarakat dulu dapat dikatakan cukup lumayan dan hasilnya
masih dapat disimpan dan pekerjaan petani tambak banyak diminati masyarakat
sekitar, namun saat ini pendapatan petani tambak untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari saja masih kurang dikarenakan produksi dan kualitasnya menurun.
Kondisi saat
ini sangat memprihatinkan, banyak sebab yang menyebabkan kerusakan saat ini
yaitu banyaknya limbah yang terus menerus dibuang kedalam sungai ditambah
didekat sana ada sebuah perusahaan yang secara ajaib diperbolehkan membuang
limbahnya secara langsung kesungai tanpa diolah terlebih dahulu. Terdapat juga
Banyaknya sampah yang merusak kondisi mangrove disana, kondisi kesehatan petani
pun rawan akan penyakit terutama penyakit kulit. Akibatnya banyak ikan,burung
dan tanaman yang sudah tidak mampu hidup dalam kondisi saat ini sehingga hilang
nya beberapa spesies didaerah wonorejo dan juga akibatnya kesehatan didaerah
sekitar sangatlah terganggu.
Pak Ratno
sempat membandingkan kondisi para petani di negeri ini dengan negeri seberang
yang lebih dihargai dan saat ini syarat menjadi petani haruslah PNS karena
diolah langsung oleh pemerintah yang memang benar-benar peduli dan sadar
pentingnya peran petani. "Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih
hijau" peribahasa yang cocok menggambarkan cerita pak Ratno ini.
Pemerintah yang bertanggung jawabpun seolah lepas tangan dan tidak ada usaha
lebih untuk membela para petani tambak berbagai macam cara para petani tambak
bersuara untuk membela haknya, mulai dari demo hingga duduk bareng, namun
hasilnya hanyalah wacana semata dan maksimalnya hanya bantuan dana yang tidak
sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.
Banyak
solusi diterapkan namun tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan karena memang
sedikit dan hampir tidak ada pihak yang melakukan survey dan pendekatan kepada
masyarakat, mulai pejabat yang baru menggantikan posisi pejabat yang lama masih
tidak ada solusi yang benar-benar dengan sungguh sungguh dilakukan. Peran
mahasiswa, organisasi dan komunitas juga sudah banyak membantu namun tidak
banyak membawa perubahan. Banyak pikiran dari para petani yang ingin menjual
tanahnya namun tidak bisa karena saat ini tanah mereka adalah tanah konservasi
yang katanya merupakan solusi pemerintah untuk para petani tapi lucunya
lagi-lagi konservasi itu hanyalah nama , tidak ada tambak percontohan, tidak
ada pengembangan produksi dan hanya mampu menambah penyengsaraan masyarakat.
Masalah
utama yang dialami para petani tambak yang merupakan salah satu golongan
masyarakat yang seharusnya mendapat bantuan pemerintah adalah kurang adanya
contoh berupa pelatihan dan bimbingan yang dilakukan secara terus menerus (sustainable)
yang berkaitan dengan aspek pendidikan dalam rangka pembangunan sumber daya
manusia (SDM) .
APBN yang
digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat menurut UU No.17 /2003
tentang keuangan Negara harus dilakukan secara terbuka dan bertanggung jawab.
APBN difokuskan pada tahun 2017 untuk pembangunan infrastruktur dan pembangunan
sumber daya manusia (SDM) seharusnya mampu mengatasi masalah petani tambak.
Sebelum
melakukan Pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang menghasilkan hasil yang nyata maka perlu
diketahui terlebih dahulu hal apa saja yang mampu menunjang itu semua. Tatyana dalam
bukunya Beyond Economic Growth menyatakan
bahwa indikator pembangunan adalah peningkatan terhadap kualitas hidup
berupa kemudahan akses terhadap pendidikan , kesehatan, pekerjaan, akses
terhadap udara dan air bersih, perlindungan terhadap kriminalitas. Sedangkan
cara mengukur pembangunan suatu bangsa dapat dilihat dari produktivitas
berbagai aspek baik fisik, alam maupun
aspek sosial. Secara kuantitatif dapat diukur dari pertumbuhan ekonomi,
gross national product (GNP) per capita dan gross domestic product
(GDP)(Tatyana P. Soubbotina,2004) .
Jadi sangat
jelas pendidikan dan kesehatan adalah indikator penting untuk dikembangkan dan
dibuat merata di tiap daerah, namun juga perlu diperhatikan ada indikator lain
seperti pekerjaan, akses udara dan air bersih yang merupakan indikator yang
bersangkutan dengan keahlian SDM dan lingkungan alam. Masalah yang dihadapi Pak
Ratno merupakan masalah yang juga dimiliki oleh petani tambak lainnya di lain
daerah, dari indikator yang disebutkan diatas belum ada yang terpenuhi.
APBN yang
dianggarkan untuk pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang menjadi fokusan di
tahun 2017 seharusnya mampu mengatasi permasalahan ini tentunya dengan
memperhatikan aspek yang ada. APBN juga harus dikelola dan diawasi dengan baik
juga dirasa perlu dipantau hingga pada proses pemanfaatannya di lapangan . APBN
dalam pembangunan SDM dapat menyejahterakan
Pak Ratno dan petani tambak lainnya dengan cara di fasilitasinya pengadaan
tambak percontohan dan pembimbingan secara berkala dengan anggaran APBN untuk
meningkatkan kualitas SDM di ranah keterampilan dan lingkungan alam. Sehingga
APBN benar-benar mampu memakmurkan dan menyejahterakan masyarakat.
0 komentar: