PERJALANAN MANUSIA BELERANG

 

Jikalau kita tahu sebuah dongeng air yang menimbulkan wangi semerbak, sejenak pasti terlintas sebuah daerah bernama Banyuwangi . Daerah pojok selatan yang masih asri dan ramah penduduknya  bagi para pengunjung. 

Untuk menempuh sebuah perjalanan ke daerah Banyuwangi dari Surabaya diperlukan waktu tempuh sekitar 8 jam perjalanan, berbeda dengan naik motor yang menempuh perjalanan lebih cepat sekitar 6 jam. Sayangnya dengan kondisi badan yang kurang memadai mengharuskan diri ini tidak bergabung dengan para rider kuda besi dari surabaya. Saya memutuskan bersosialisasi di dalam tubuh ular besi raksasa menuju Banyuwangi. Pengalaman tetap didapatkan jikalau kita mampu dengan hikmat mengambil pelajaran didalam setiap kejadian.

"Sungguh orang yang berakal yang mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap kejadian".
 
Sebuah keasrian Banyuwangi pasti memesona para pelancong yang mendatanginya, tidaklah heran jika wangi dari Banyuwangi masih tercium harum didalam kenangan para pelancong yang telah mendatanginya.

Sebuah Gunung terpasak congak menuntut langit yang sedang mendung itu. Gunung Ijen adalah sebuah gunung langka yang memiliki fenomena alam Blue Fire didalamnya, bayangkan hanya dua di dunia. Lagi-lagi sayang tidak dapat melihat secara langsung fenomena alam karunia Allah ini. Sungguh sayang semoga ada kesempatan lagi untuk mengunjunginya dan semoga bisa berdua dengan "sahabat" selamanya.

Berangkat pagi-pagi ditemani cuaca dingin dan embun pagi menggoda. Melalui jalan menanjak, meliku, memurun curam, sangat menantang adrenalin apalagi hanya menggunakan motor yang diservis seadanya, mudah-mudahan lain kali bisa menggunakan motor yang lebih layak dan perlengkapan safety yang lengkap tentunya. 

Para Rider Tangguh dari Surabaya


Jalan yang berupa desa dan hutan dibumbui cerita-cerita mistis masyarakat setempat menambah warna tersendiri perjalanan, kadang jika beruntung kita dapati hewan liar yang melintas jalan seperti kera, macan kumbang dan bahkan ular. Untung-untung bisa ketemu nyai kunti dan genderuwo satwa khas sekitar,hehehe.

Setelah sampai di atas 1800an mdpl tepat di pintu gerbang pendakian kita akan bertemu dengan para penambang belerang yang sedang beristirahat atau turis-turis domestik maupun mancanegara yang siap menaiki gunung maupun turun dari gunung. 

Perjalanan keatas menuju kawah sekitar 1-2 jam jika tidak terkendala. Disini seni dalam perjalanan akan dimulai. Bagi saya sendiri menikmati segala fenomena penduduk sekitar adalah sebuah keunikan tersendiri yang saya simpan sebagai memori rasa syukur dilahirkan nya saya di bumi Indonesia ini. 

Lalu lalang pendaki dan para penambang belerang menjadi pemandangan unik tersendiri bagi para pengunjung. Kondisi fisik dan raut wajah para penambang menggambarkan beliau-beliau sudah menelan asam getir kehidupan dengan jelas mengartikan betapa hidup penuh perjuangan. 

Hiburan mereka hanya gelak tawa hasil obrolan kawan seprofesi dan cemilan mereka sruput kopi dan sebatang rokok yang kian waktu menggerogoti keperkasaan mereka sebagai penambang emas berbau khas itu. Jikalau saya mampu memberi penghargaan, beliau-beliaulah yang akan saya beri penghargaan atas jeri payah juga kesabaran yang mereka alami.

Jika harus saya ceritakan ada banyak hal memilukan dibalik penambangan belerang ini, tanya sendiri kepada mereka agar kau tahu apa arti mengabdi sesungguhnya dan apa arti menuntut ilmu sesungguhnya. Agar kau bersyukur atas kasih sayang Allah kepadamu dibandingkan dengan beliau-beliau ini. 

Penambang Belerang
 

Ketika kita mendaki, track yang ada tidaklah begitu sulit malah mudah dilalui mungkin karena sudah di sulap oleh pengelola penambangan. Jikalau dulu beliau-beliau harus memanggul hasil tambangnya menuruni gunung sekarang beliau hanya cukup mendorong nya menggunakan sebuah gerobak kecil yang di desain dengan rem menjadi sedemikian rupa. Ketika ditengah perjalanan akan dijumpai sebuah pos peristirahatan sementara dengan sebuah warung dari kayu yang pas sekali menemani suasana sejuk pegunungan. Para pendaki wajib mencoba rehat sejenak dan merenung akan karunia Allah yang terhampar didataran bumi ini. Sambil menyeruput segelas kopi panas akan menambah penghayatan suasana.


Pos Ijen

Setelah melewati pos ini jalanan akan semakin curam namun pemandangan juga semakin apik dan asri, menanjak dan berkelok curam ditemani tebing dan jurang. Cocok untuk memacu adrenalin dan stamina. Saran saya cobalah ajak para penambang mengobrol bantu beliau mendorong gerobak atau membuat senyum cerah di sela sela gigi kuning beliau. Menjadikan perjalanan ini semakin berarti dan menghempaskan kembali arti hidup di dunia ini. 

Sesampainya di puncak akan banyak sekali asap belerang yang mengepul. Asap ini bersumber dari dalam kawah yang dialiri kedalam pipa sehingga seolah asap keluar dari satu titik. Asap yang ada sangat menyengat, menyesakkan dada dan membuat perih mata. Beberapa kawan tidak akan kuat begitu saja menghantam asap yang sangat tebal sehingga mencukupi perjalanannya. Namun rasa penasaran tidak akan membuat saya menyerah begitu saja, bermodal yakin dan kehati-hatian saya merengsek masuk kedalam kawah. Sambil menginterogasi beberapa penambang yang menyiapkan hasil tambang nya untuk turun. Beliau menyarankan agar saya jika mau turun untuk menggunakan masker khusus sehingga menjadi sangat aman, tentunya ala-ala pedagang kaki lima sambil menyodorkan dagangan dan harganya. Sangat berbakat sekali beliau. Senyum nelongso karena tidak mebawa uang. Jadi hanya bermodal sarung sakti andalan saya sendiri yang saya sebelunya lilitkan diatas kepala ditemani topi kuning kesayangan.
Suasana Kawah

Beliau mengatakan risiko bekerja disini sangatlah besar namun keterpaksaan mereka sebagai sumber penghasilan utama menjadikan beliau mau tidak mau tetap bekerja disini selama bertahun-tahun dan menurut beliau sampai sekarang tidak ada korban kecelakaan selama ini. Yang lebih mengejutkan bahwa harga belerang yang beliau tambang hanya di hargak seribu rupiah perkilonya. Harga yang kurang layak dibanding risiko yang ditanggung. Bayangkan mengantri tambang dari jam 3 pagi, turun naik gunung dua kali sehari, risiko gas beracun, longsor dan kondisi lapangan yang tidak nyaman juga ancaman lainnya. Beliau hanya dibayar murah. Lagi-lagi menyadarkan kita. Dibalik ini juga masih ada fakta-fakta mencengangkan lainnya,namun tidak akan saya bahas. 

Si Perkasa Penakluk Ijen

 
Pemandangan kawahnya sangat bagus, berwarna hijau kebiruan apalagi datang saat melihat bluefire. Sangatlah indah dan bagus.Bagi kawan-kawan metalurgi kalian akan terpikat dengan pipa yang mengalirkan asa belerang karena terbuat dari tembaga yang tebal. Oh iya jadi proses terbentuknya belerang adalah dari asap belerang yang keluar dari kawah di alirkan melalui pipa yang sangat panjang sehingga terjadi proses penyubliman.Rasanya sangat bersyukur bisa melihat langsung kawah ijen ini. Lalu dilanjutkan dengan perjalanan pulang namun sebelum itu kami menyempatkan untuk mandi air panas demi mengendurkan otot-otot yang mulai tegang karena kelelahan walau harus menerobos rentetan air hujan dan melalui jalan ekstrem, lagi. 


 
Setelah itu kami pulang dengan perasaan puas ditemani dengan kendala kuda besi yang rewel dan juga kabut pegunungan yang membuat panas tubuh mengeluarkan asap yang mencolok dilihat. Perjalanan pulang lebih sulit dibanding pemberangkatan karena sangat sulit mengedalikan sepeda motor di jalanan licin dan berkelok dibumbui jurang disampingnya. Belum gelapnya senja yang mengejar setiap putaran roda membuat bulu kuduk merinding bercampur dinginnya pegunungan selepas hujan dan kehujanan. 

Lagi-lagi keramahan penduduk lokal yang menghangatkan perjalanan. Kebaikan mereka membantu membenarkan kendaraan kami dan obrolan hangat mereka menjadi kerinduan tersendiri bagi kami. Kebaikan-kebaikan inilah yang setiap hari kian memudar. Harus kita jaga dan wariskan. Bukan kecongakan atau keegoisan yang kita turunkan ke anak cucu kita. Akhirnya perjalanan panjang kita akhiri dengan hikmat. 

Senang sekali rasanya melakukan touring bersama kawan-kawan dan tentunya hal yang membuat berkesan adalah saya mampu membuktikan sedikit apa yang bang Bachtiar Rakhman katakan dalam bukunya Musafir Biker bahwa "Dalam sebuah perjalanan yang menjadi hal penting bukan tujuannya namun prosesnya". Karena dari proses kita mampu belajar dan mengambil hikmah sangat banyak. Salah satj track beliau dalam bukunya sudah saya coba mungkin saya juga mampu melalui track lain yang beliau sudah lalui. Yang penting kita mimpikan dulu. 

Jadi benar kata Umar ibn Khattab bahwa sifat asli seseorang kita mampu nilai ketika kita pernah melakukan niaga bersamanya, bepergian bersamanya dan memberi amanah kepadanya. Jadi saya coba yang pilihan kedua berpergian.

0 komentar: