H . I . L . A . N . G




Apa yang anda fikirkan ketika mendengar kata hilang?  H-I-L-A-N-G

Hilang namun dicari atau Hilang malah dilupakan. Teringat ketika khutbah jumat di menara ilmu hari ini.

Dulu imam syafii pernah berkata " Orang yang akan melakukan perjalanan jauh akan mempersiapkan dengan baik perbekalannya". Jika direfleksikan bahwa sebagai seorang manusia kita haruslah selalu meningkatkan kapasitas kita dan mempersiapkan diri untuk masa depan.

Kapasitas bagus dan baik maka orang lain akan enggan untuk merendahkan, pernah memiliki sebuah pengalaman hilang?  Begini contohnya, ketika kita memiliki kapasitas yang baik dalam ibadah, shubuh di masjid setiap saat, pada suatu hari tiba-tiba kita menghilang, apa yang akan terjadi?  Tentu akan ada yang menanyakan, "dimana si fulan, yang selalu shubuh disini, dimana dia saat tempat favoritnya di tempati orang lain, di shaf paling depan, dimana fulan?"  atau contoh lainnya seperti orang lain yang menanyakan kenapa anda tidak masuk kelas, kenapa anda tidak menulis hari ini,  kenapa anda tidak kepasar hari ini?

Itulah Hilang di cari, bayangkan apabila sebaliknya, kita memiliki rutinitas yang bagus namun stagnan, jenuh, tidak ada peningkatan. Percayalah jenuh adalah tanda turunnya kualitas kita. Melakukan rutinitas yang sama setiap harinya akan menimbulkan bosan apabila tidak ada peningkatan, bosan akan menghasillkan kefuturan, enggan dan malah melakukannya lagi, istilahnya "udah pernah gue lakuin".

Tidak ada yang spesial pada orang yang jenuh dan stagnan. Mungkinkah orang ini diingat atau malah ketika hilang, orang lain merasa lebih senang atas ketidak hadiran kita.

Hidup cuma sekali,  jangan dibuat basi, buat yang beda dan luar biasa. Zaman ini banyak orang yang menghendaki kebaikan dan kebenaran namun kedzoliman dan kebodohan juga lebih banyak.

Katakan saja zaman kita hari ini, banyak umat islam berdemo di negeri nestapa ini,  namun ketika kebenaran disuarakan seolah diremehkan dan malah di hina dinakan di ruang publik, nyatanya ini adalah negara dengan mayoritas muslim.

Berbeda dengan negeri seberang, ketika presidennya menerapkan  kebijakan yang makin intoleran, terkhusus terhadap imigran dimana berasal dari negara muslim, maka bukan hanya para muslim namun hampir seluruh warga negara tersebut berdemo, kok bisa? Karena disini umat islam yang tinggal selalu meningkatkan kapasitasnya, mengamalkan kebaikan dan ajaran islam sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah, mereka menghargai spiritual dan intelektual mereka sendiri, sehingga selalu di tingkatkan. Mohon maaf malah dapat dikatakan mereka juga mampu bersaing dan mengungguli intelektual dalam hal ilmu dari agama lain. Sehingga mereka dihormati, dihargai, malah kehadiran mereka di butuhkan, sehingga tidak ada yang berani menginjak-injak hak mereka. Berebeda dengan negara nestapa, ini seharusnya menjadi bahan muhasabah dan evaluasi bersama bahwa seharusnya warganya, kita, senantiasa meningkatkan kapasitas kita, intelektual dan spiritual.

Kawan-kawan kita agama lain juga igin menjadi baik dan berbuat baik, kitapun seperti itu, namun akan terkalahkan dengan kedzoliman dan kebodohan yang lebih dominan, seperti saat ini. Kapasitas kita yang kurang membuat mereka tidak menghormati dan malah menginjak-injak. Semoga menjadi muhasabah bersama.

Rugilah mereka yang tidak meningkatkan kapasitasnya, zaman begitu dinamis, namun hidup selalu monoton, ketika anda hilang maka anda akan dihiraukan, namun sebaliknya ketika kapasitas kita diakui maka orang lain pun akan segan menindas bahkan melecehkan.

Jangan sampai kita terlambat sadar, jika terlambat lalu siapa yang mencari kita ketika kita hilang disurga nanti?  Siapa yang akan mencari? Aku tidak mau menghilang begitu saja, tolong ingatlah aku kawan.




0 komentar: